20.4.13

Lack of Self-Confidence


in·se·cu·ri·ty ; NOUN
lack of confidence or assurance; self-doubt


in·se·cure ; ADJECTIVE
Not sure or certain; doubtful


Orang-orang mungkin selalu bilang bahwa insecurity itu sesuatu yang lumrah, hal yang manusiawi terjadi sama semua manusia. Dan untuk statement itu, gue sangat setuju. Tapi, kadang, tingkat ketidakpedean seseorang itu berbeda. Tentu aja di dunia ini semua manusia punya keunikan sendiri dan sifat bawaan masing-masing. Bukan nggak mungkin di satu kesempatan, kita bakal nemu orang yang tingkat ketidakpedean nya itu super tinggi dan mengarah ke annoying atau jadi selalu pengen cari perhatian maupun diperhatiin.

Sebenernya apa sih yang bikin orang jadi insecure?

Penyebab utama kita merasa kurang percaya diri: Diri Sendiri.

Banyak hal juga, sih, sebenernya yang membuat kita jadi pribadi yang kurang pede atau selalu insecure, seperti lingkungan, pergaulan, keadaan fisik, dan lain-lain. Tapi yang perlu kita sadari adalah bahwa semua itu nggak akan berarti ketika kita bisa 'merdeka', ketika kita bisa mengontrol penuh diri kita dan bukan pendapat-pendapat orang lain lah yang mengatur jalannya kehidupan kita.

Jadi orang yang punya krisis percaya diri itu nggak enak. Rasanya tuh selalu ngerasa rendah diri setiap kali kita dicuekin atau ketika kita ditinggal sama temen kita saat mereka lagi ngobrol sama orang lain, ngerasa kalo kita nggak cukup attractive secara appearance atau personality untuk menarik perhatian mereka sehingga mereka lebih memilih orang lain untuk diajak bercanda daripada kita. Kemudian kita juga bakal gondok setengah mati, kesel, atau bahkan benci sama orang-orang yang kita rasa bisa menyaingi kita. Belum lagi kalo kita suka cepet beranggapan negatif dan cepet tersinggung sama orang lain. Duh, repot, kan?

Gue nulis postingan ini bukan berarti gue nggak kena 'penyakit' kurang percaya diri kaya gini. Yap, bisa dibilang gue adalah salah satu dari kawan-kawan diluar sana yang jadi korban atas sifat atau perilaku ini.

Banyak faktor tentunya yang bikin diri kita iri hati bin dengki sama orang lain. Contohnya, ketika kita ngeliat ada orang yang secara tampang lebih cantik atau ganteng dari kita dan kita ngerasa kalo diri kita sangat teramat jauh jangkauannya dari orang tersebut. Atau pas kita ngerasa kalo kehidupan orang lain lebih beruntung dari kita. Ya, biasanya sih yang single (bukan, kok, bukan jomblo) suka gitu. Ngeliat yang pacaran mesra dikit langsung dalem hati mengutuk sambil berdoa, "duh, tolong lebarkan hati hamba ya, Tuhan.. Kapan punya pacar.." tapi ketika di mulut langsung nyerocos, "Idih, apaan, tuh?! Pacaran kok kayaknya ngeksis dimana-mana, dikira gosip Eyang Subur kali, ye.". Kalo udah gitu, kadang suka ada yang mikir kalo mereka nggak punya pacar disebabkan tidak lain dan tidak bukan adalah akibat faktor tampang. Dengan begitu, resmilah kasus ini berhubungan erat dengan contoh yang pertama tadi dan menghasilkan, sekali lagi, perasaan kurang pede dengan kualitas diri.

Masih banyak sebenernya contoh-contoh kasus kurang percaya diri lainnya, tapi yang pasti, perasaan kurang pede itu cuma berujung menyakiti diri sendiri. Percaya nggak percaya, iri karena orang lain dan benci karena mereka diberikan karunia yang lebih dari Tuhan cuma akan berubah menjadi senjata makan tuan. Seumpama bumerang, niat hati ingin melukai target, ternyata pihak yang dilukai oleh bumerang tersebut ialah diri kita sendiri.

Coba, deh, kita renungin bareng-bareng. Apa ketika kita benci sama seseorang, kita simpen gondok itu sendiri, kumpulan-kumpulan dengki tersebut bakal berpindah tempat ke orang yang kita benci?

Jawabannya:
NGGAK. 

Mereka, kumpulan-kumpulan dengki tersebut, cuma akan mencabik-cabik diri kita perlahan-lahan. Mungkin kita akan jadi orang yang berusaha terlalu keras untuk diterima oleh lingkungannya, sampai-sampai mengubah diri sendiri supaya bisa jadi seperti keinginan orang lain sehingga menghapus identitas diri. Padahal, apa yang ada di dalam diri kita, keunikan-keunikan kita itulah yang menjadi hal penting sehingga orang lain bisa membedakan kita dari manusia-manusia lain. Kalau kita menilai diri kita kurang, belum tentu orang melihat apa yang kita kira jelek itu sebagai hal buruk. Masing-masing manusia diberikan kualitas yang berbeda-beda supaya bisa saling melengkapi ketika bertemu dengan manusia-manusia yang lain, betul atau betul?

Mulai sekarang, lebih baik banyak melihat kelebihan diri sendiri daripada terus-terusan melihat kekurangan yang nggak akan ada habisnya. Terima diri apa adanya, dan jangan lupa temukan orang-orang yang bisa melengkapi kita dan menerima diri kita apa adanya. Karena orang-orang seperti itulah macam orang yang pantas untuk stay di hidup kita sehingga membuat kita merasa bahwa menjadi manusia yang mempunyai suatu kekurangan itu bukanlah suatu masalah karena mereka menerima kita dengan segala apa yang kita punyai.



No comments:

Post a Comment